Nasi
uduk merupakan salah satu makanan khas Jakarta, yaa nasi uduk banyak dikonsumsi
oleh masyarakat mulai dari kalangan atas hingga kalangan bawah.
Ibu
siti merupakan seorang penjual nasi uduk kecil-kecilan yang berada didaerah
margonda tepatnya yaitu di jalan pinang 1A. Beliau berumus 42 tahun dengan
dikaruniai seorang anak perempuan yang kini telah menikah. Berawal dari niat
mencari nafkah dikota besar mulanya ibu siti belum menjadi penjual nasi uduk,
namun beliau menjadi penjaga kosan disalah satu tempat didaerah depok. Menjadi
penjaga kosan saja membuat ibu siti ingin melakukan kegiatan lain untuk
menghindari kejenuhan yaiti dengan membuat pekerjaan sampingan. Pekerjaan
sampingan yang dilakukan beliau yaitu berjualan nasi uduk setiap paginya. Hal
tersebut dikarenakan ibu siti melihat peluang besar untuk berjualan nasi uduk
di tempat kos-kosan. Ibu siti menekuni perkejaan sampingan tersebut sekitar 10
tahun hingga saat ini. Seharinya-harinya ibu siti mulai mempersiapkan
dagangannya yaitu mulai dari pukul 03:30 pagi hingga pukul 6 pagi. Dalam
mempersiapkan dagangannya ibu siti tidak sendiri namun dibantu oleh saudara ibu
yang juga penjaga kosan yang sama. Setiap harinya ibu siti mulai berjualan dari
pukul 06:00 pagi hingga dagangan tersebut habis. Waktu penghabisan dagangan
tersebut tidak pasti kadang hingga pukul 10:00 namun terkadang hingga pukul
11:00. Penjualan nasi uduk ibu siti terkadang tidak sepenuhnya terjual habis,
namun lebih sering terjual habis dibandingkan sisa. Hasil pendapatan penjualan
nasi uduk setiap harinya cukup untuk menambah biaya kehidupan sehari-hari dan
bahkan masih terdapat sisa dimasukkan kedalam tabungan. Keuntungan dari
penjualan nasi uduk setiap harinya berkisar antara 100 hingga 200 ribu rupiah.
Begitulah kehidupan sehari-sehari seorang penjual nasi uduk di salah daerah di
depok.
Betapa
sulitnya mencari uang dijakarta membuat setiap orang harus bekerja keras dalam
mencari nafkah.