Selasa, 14 Oktober 2014

ENTERPRENEUR



1.             Pengertian Enterpreneur
Enterpreneurship telah berkembang sejak abad ke-11 sebelum masehi di Phoenica kuno namun entrepreneurship sebagai istilah bisnis baru mulai dikenal pada tahun 1980-an, alaupun istilah entrepreneurship telah muncul pada abad ke-18 ketika ekonom perancis Richard Cantillon mengaitkan entrepreneur dengan aktivitas menanggung resiko dalam perekonomian. Kata entrepreneur berasal dari bahasa prancis, entre  berarti ‘antara’ dan prendre  berarti  ‘mengambil’. Istilah ini menggambarkan orang-orang yang menciptakan usaha baru dengan mengahadapi ketidakpastian dan  risiko dengan maksud untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan usaha melalui pengidentifikasian peluang yang signifikan dan penggunaan sumber daya yang diperlukan (Wijatno,2009).
Pendidikan entrepreneurship dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu pandangan makro dan pandangan mikro. Pandangan makro menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sukses gagalnya suatu perusahaan entrepreneurial. Sedangkan pandangan mikro mengevaluasi faktor-faktor spesifik pada entrepreneurship. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, perkembangan entrepreneurship dapat ditelusuri mulai dari pendekatan classical, neoclassical, sampai dengan Austrian market process (AMP). Entrepreneurship memiliki dampak positif bagi suatu perekonomian dan masyarakat terutama terhadap kekuatan dan stabilitas ekonomi. Salah dampak terpenting dari entrepreneurship penyediaan lapangan kerja. Entrepreneurship telah terbukti mampu mengatasi tingkat pengangguran melalui penciptaan lapangan pekerjaan oleh entrepreneur. Selain itu, entrepreneurship juga dikenal sebagai insiator perubahan dalam struktur bisnis dan masyarakat. Entrepreneurship juga berperan dalam menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan pasar, menciptakan bisnis baru, dan membawa produk baru kepasar (wijatno,2009).

2.             Sosial Enterprenuer
Social enterprenuer telah dikenal ratusan tahun yang lalu  dan berkembang sejak tahun 1980-an yang diawali oleh para tokoh-tokoh seperti Rosabeth Moss Kanter, Bill Drayton, Charles Leadbeater dan Profesor Daniel Bell dari Universitas Harvard yang sukses dalam social enterprenuer karena sejak tahun 1980 berhasil membentuk 60 organisasi yang tersebar diseluruh dunia. Social enterprenuer mencoba melayani pasar yang belum digarap, menghilangkan kesenjangan dalam kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, demografis dan peluang bekerja (Elkington, 2008).
Istilah social enterprenuer merupakan turunan dari kewirausahaan, social enterprenuer merupakan gabungan dari dua kata yaitu social yang artinya kemasyarakatan dan entrepreneurship yang berarti kewirausahaan. Pengertian social enterprenuer secara sederhana adalah seseorang yang mengerti permasalahan social dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial terutama meliputi bidang  kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan. Social enterprenuership  memiliki konsep yang bukan berarti sebuah lembaga atau organisasi bentukan atau turunan dari perusahaan swasta dan lembaga pemerintahan. Akan tetapi murni merupakan sebuah usaha enterprenuership yang bergerak pada bidang sosial.  Social enterprenuership mempunyai inti pemberdayaan dalam bidang kemasyarakatan yang bersifat kedermawaan dan sukarela. (Santosa, 2007). 

3.             Ciri-Ciri Enterprenuer
Seorang pemimpin yang baik tentunya memiliki ciri-ciri dan sifat yang baik pula, berikut merupakan cirri-ciri dan sifat enterprenuer (Soegoto, 2010):
a.      Percaya diri
keyakinan, kemandirian, individualitas, optimism
b.      Berorientasi tugas dan hasil
kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif
c.       Pengambil resiko
memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan
d.     Kepemimpinan
berjiwa pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran atau kririk yang membangun
e.      Keorosinilan
memiliki inovasi dan kreatifitas tinggi, fleksibel, serba bias dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
f.        Berorientasi ke masa depan
persepsi dan memliki cara pandang atau cara piker yang bgerorientasi pada masa depan
g.      Jujur dan tekun
mengutamakan kejujuran dalam bekerja dan tekun dalam menyelesaikan kerja.



        Wijatno, Serian. 2009. Pengantar Enterprenuership. Grasindo. Jakarta
        Elkington John, Pamela H. 2008. The Power of Unresonable People: How Social Enterprenuer Creates Markets That Changes The World. Harvard Business Presss
        Santosa, Setyantyo. 2007. Peran Social Enterprenuership dalam Pembangunan
    Soegoto, Soeryanto Eddy. 2010. Enterprenuership  menjadi pebisnis ulung. Elex Media Komputindo





W

Tidak ada komentar:

Posting Komentar