Konsepsi ilmu budaya dasar dan kesusastraan
Puisi
Puisi
adalah pengekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsang
imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. Puisi juga dapat diartikan bahwa puisi
merupakan karya seni yang erat hubungannya dengan bahasa dan jiwa. Tersusun
dengan kata-kata yang baik sebagai hasil curahan lewat media tulis yang
bersifat imajinatif oleh pengarangnya untuk menyoroti aspek kehidupan yang
dialaminya.
- Jenis-jenis puisi
1.Puisi lama
a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang
dianggap memiliki kekuatan gaib.
b)Pantun adalah puisi yang bercirikan
bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai
sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya
terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
c) Karmina adalah pantun kilat seperti
pantun tetapi pendek.
d) Seloka adalah pantun berkait.
e)Gurindam adalah puisi yang
berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
f)Syair adalah puisi yang bersumber
dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau
cerita.
g) Talibun adalah pantun genap yang
tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
2.Puisi baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas
daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas:
a) Balada adalah puisi berisi
kisah/cerita.
b) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan,
tanah air, atau pahlawan.
c) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang
yang berjasa.
d) Epigram adalah puisi yang berisi
tuntunan/ajaran hidup.
e) Romance adalah puisi yang berisi
luapan perasaan cinta kasih.
f) Elegi adalah puisi yang berisi ratap
tangis/kesedihan.
g) Satire adalah puisi yang berisi
sindiran/kritik.
·
Contoh puisi
Pulanglah
Ibu
Oleh: Laili Nurul H
Tubuhmu kaku,
Matamu kaku,
Mulutmu membisu
Napasmu terhenti sudah
Aku tahu
Ibu telah pergi ke alam sana
Yang tak pernah ada dalam bayanganku,
Jika kudengar bisikan
Oh ibu
Tak lama ibu telah terkubur di tanah merah
Hanya sendiri
Dukaku ibu pasti tau menjalar sekujur tubuh
Biarlah ibu pulanglah dengan tenang
Prosa
Prosa
adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme
(rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan
arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya
“terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar,
majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
- Jenis-jenis prosa
1.Prosa lama
1.
Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi,
peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib.
Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan
dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil
tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat Hang Tuah, Kabayan, Si Pitung,
Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang Boma, Hikayat Panji
Semirang, Hikayat Raja Budiman.
2.
Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil
dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa
dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan
silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para
sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka
Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
3.
Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari
suatu tempat ke tempat lain. Contoh: Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri
Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.
4.
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak
ragamnya, yaitu sebagai berikut:
a. Fabel, adalah cerita lama yang
menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut
sebagai cerita binatang). Beberapa contoh fabel, adalah: Kancil dengan Buaya,
Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung
Gagak dan Serigala, Burung Bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dll.
b. Mite (Mitos), adalah cerita-cerita
yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang
dipercayai mempuyai kekuatan gaib. Contoh-contoh sastra lama yang termasuk
jenis mitos, adalah: Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana,
Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dll.
c. Legenda, adalah cerita lama yang
mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh:
Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dll.
d. Sage, adalah cerita lama yang
berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan,
kesaktian dan keajaiban seseorang. Beberapa contoh sage, adalah: Calon Arang,
Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dll.
e. Parabel, adalah cerita rekaan yang
menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau
perbandingan. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Mahabarata,
Bhagawagita, dll.
f. Dongeng jenaka, adalah cerita
tentang tingkah laku orang bodoh, malas, atau cerdik dan masing-masing
dilukiskan secara humor. Contoh: Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu
Nawas, dll.
5. Cerita berbingkai, adalah cerita
yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya.
Contoh: Seribu Satu Malam.
2.Prosa baru:
1.
Roman, adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya
dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan
mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia.
Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail
dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan).
2.
Novel, berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa
baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling
menarik, dan yang mengandung konflik. Biasanya novel lebih pendek daripada
roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga
Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer.
3. Cerpen, adalah bentuk prosa baru yang
menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling
menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu
tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya.
4.
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi
pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga
pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai
meninggal dunia.
5.
Kritik, adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya
dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu
yang sifatnya objektif dan menghakimi.
6. Resensi, adalah pembicaraan / pertimbangan /
ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar
pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur,
perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran
tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
7.
Esai, adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan
pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan,
renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik,
pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat
sangat subjektif atau sangat pribadi.
·
Contoh prosa
Berikut adalah contoh prosa lama
(hikayat
Hikayat Amir
Dahulu kala di Sumatra, hiduplah
seorang saudagar yang bernama Syah Alam. Syah Alam mempunyai seorang anak
bernama Amir. Amir tidak uangnya dengan baik. Setiap hari dia membelanjakan
uang yang diberi ayahnya. Karena sayangnya pada Amir, Syah Alam tidak pernah
memarahinya. Syah Alam hanya bisa mengelus dada.
Lama-kelamaan Syah Alam jatuh sakit.
Semakin hari sakitnya semakin parah. Banyak uang yang dikeluarkan untuk
pengobatan, tetapi tidak kunjung sembuh. Akhirnya mereka jatuh miskin.
Penyakit Syah Alam semakin parah.
Sebelum meninggal, Syah Alam berkata”Amir, Ayah tidak bisa memberikan apa-apa
lagi padamu. Engkau harus bisa membangun usaha lagi seperti Ayah dulu. Jangan
kau gunakan waktumu sia-sia. Bekerjalah yang giat, pergi dari rumah.Usahakan
engkau terlihat oleh bulan, jangan terlihat oleh matahari.”
”Ya, Ayah. Aku akan turuti nasihatmu.”
Sesaat setelah Syah Amir meninggal, ibu Amir juga sakit parah dan akhirnya
meninggal. Sejak itu Amir bertekad untuk mencari pekerjaan. Ia teringat nasihat
ayahnya agar tidak terlihat matahari, tetapi terlihat bulan. Oleh sebab itu,
kemana-mana ia selalu memakai payung.
Pada suatu hari, Amir bertmu dengan
Nasrudin, seorang menteri yang pandai. Nasarudin sangat heran dengan pemuda
yang selalu memakai payung itu. Nasarudin bertanya kenapa dia berbuat demikian.
Amir bercerita alasannya berbuat
demikian. Nasarudin tertawa. Nasarudin berujar, ” Begini, ya., Amir. Bukan
begitu maksud pesan ayahmu dulu. Akan tetapi, pergilah sebelum matahari terbit
dan pulanglah sebelum malam. Jadi, tidak mengapa engkau terkena sinar matahari.
”
Setelah memberi nasihat, Nasarudin pun
memberi pijaman uang kepada Amir. Amir disuruhnya berdagang sebagaimana
dilakukan ayahnya dulu.
Amir lalu berjualan makanan dan
minuman. Ia berjualan siang dan malam. Pada siang hari, Amir menjajakan
makanan, seperti nasi kapau, lemang, dan es limau. Malam harinya ia berjualan
martabak, sekoteng, dan nasi goreng. Lama-kelamaan usaha Amir semakin maju.
Sejak it, Amir menjadi saudagar kaya.
Sumber
: Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IV: Erlangga
Referensi:
ttp://titik1983.wordpress.com/2008/06/13/pengertian-prosa/
ttp://satsshout.blogspot.com/2011/01/prosa-dan-jenis-jenis-nya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar